"Sisingaan" Tarian Daerah Asal Subang Jawa Barat



Sisingaan atau dalam bahasa sunda artinya adalah singa bohongan adalah merupakan salah satu tarian khas Subang Jawa Barat. Tarian ini menampilkan 4 orang laki-laki yang memandu sebuah boneka menyerupai Singa yang berukuran sekitar 1 meter dan di atasnya di tunggangi seorang anak kecil. Dalam setiap penampilan terdiri dari beberapa kelompok penari yang masing-masing mengusung satu boneka Singa, kadang satu kelompok penari terdiri dari 5 Sisingaan. Tradisi Sisingaan biasanya diadakan ketika acara syukuran atas khitanan anak, tapi dari informasi yang saya dapat tarian ini juga kerap diperlombakan setiap tahunnya.

Yang menarik dalam pertunjukan ini adalah keahlian para penari dalam mempertahankan keseimbangan mereka dalam memandu boneka Singa sambil melakukan gerakan tarian mengikuti alunan musik tradisional Sunda. Gerakan tarian di dominasi oleh gerakan pencak silat yang berupa gerakan kuda-kuda ataupun gerakan menyerang.

Alat musik yang digunakan untuk mengiringi para penari terdiri dari Kendang Indung (2 buah), Kulanter, Bonang (ketuk), Tarompet, Goong, Kempul dan Kecrek. Sedangkan untuk lagu-lagu yang dinyanyikan adalah lagu-lagu Sunda yang dilantunkan oleh seorang juru kawih. Dalam perkembangannya lagu-lagu yang dinyanyikan terkadang merupakan lagu-lagu yang sedang terkenal saat ini. Bahkan ketika saya berkesempatan menyaksikan tarian ini, lagu yang digunakan untuk mengiringinya adalah lagu Keong Racun yang telah di aransemen ulang. Mungkin hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan minat para penonton.

Dalam pertunjukannya Sisingaan tidak hanya dilakukan disatu tempat saja, akan tetapi mereka juga bergerak mengelilingi kampung menyusuri jalan desa dengan diikuti juga para penonton yang ikut menari sampai pada akhirnya mereka kembali kepada tempat semula. Pada aksi penutup mereka mencari tempat yang lebih luas untuk melakukan atraksi yang lebih atraktif lagi. Jika anda kebetulan berkunjung ke Subang, berharaplah dapat menyaksikan tarian ini karena cukup menghibur.

1 komentar:

  1. Lestarikan terus kebudayaan Indonesia jangan sampai di klaim oleh negara tetangga

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.