Dalam sebuah “tweet” yang di-kicaukan oleh salah seorang perencana keuangan,saya mendapatkan informasi yang cukup penting buat saya pribadi dan mungkin juga buat anda dalam rangka melakukan manajemen atas pengeluaran. Manajemen ini diperlukan agar pengeluaran yang dilakukan sesuai dengan porsi dan kebutuhannya. Sehingga kedepannya diharapkan kita bisa terbebas dari kesulitan finansial yang diakibatkan oleh kesalahan dalam memanajemen keuangan. O ya, karena sumber awalnya dari sebuah “kicauan” , maka tepat atau tidaknya metode ini silahkan anda yang menilai oke.. ( ^_^)
Saran pertama yang diberikan adalah agar kita menggunakan pengeluaran untuk pembayaran hutang tidak lebih dari 30 % penghasilan tetap. Sehingga ketika memutuskan untuk meminjam uang ataupun melakukan pembelian barang secara kredit, usahakan agar besarnya cicilan yang harus dibayar tiap bulan tidak lebih dari 30 % penghasilan tetap.
Saran yang kedua berkaitan dengan tabungan dan investasi , dalam hal ini dianjurkan agar alokasi yang disediakan untuk kedua hal tersebut adalah minimal 10 %. Perlu ditanamkan disiplin yang cukup tinggi dalam hal ini, karena hal ini berkaitan dengan perilaku sebagian besar orang yang sangat mudah menggunakan uang tunai yang berada didalam saku ataupun dompet. Jadi sebaiknya sisihkan dahulu 10 % dari penghasilan anda ketika pertama kali menerima gaji dan pegang komitmen anda untuk tidak menggunakannya dan segera masukan kedalam rekening tabungan anda. Jika anda belum mempunyai rekening tabungan, segeralah pergi ke bank dan buka rekening disana. Untuk yang muslim saya sarankan untuk membuka rekening di bank syariah untuk menghindari riba .
Untuk alokasi pengeluaran yang ketiga adalah premi asuransi yang disarankan maksimal sebesar 10 %. Jadi ikutilah asuransi yang benar-benar penting menurut anda. Anda berhak untuk mengikuti berbagai macam asuransi, dengan catatan jumlah premi yang harus dibayar per bulan tidak lebih 10 % dari penghasilan tetap anda.
Nah untuk 50 % sisanya dapat anda gunakan untuk biaya hidup anda. Mulai dari pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya primer, seperti belanja bulanan kebutuhan pokok anda dan kebutuhan sekunder yang sifatnya sebagai pelengkap. Jika memang kondisi keuangan memungkinkan, alokasikan juga untuk rekreasi keluarga, tidak perlu yang mahal yang penting dapat lebih meningkatkan keharmonisan keluarga anda. Beberapa hal yang perlu di ingat ketika berbelanja adalah belilah sesuatu sesuai dengan kebutuhan anda, jangan membeli sesuatu berdasarkan atas keinginan anda, karena terkadang yang anda inginkan saat ini belum tentu benar-benar anda butuhkan.
Selain itu buatlah catatan yang lengkap tentang daftar barang yang harus dibeli dan peganglah komitmen untuk berbelanja sesuai catatan tersebut. Dalam hal ini saya menggunakan kalimat “harus dibeli” bukan kalimat “akan dibeli”, karena menurut saya apabila pembuatan daftaran berdasarkan kata “harus” maka anda akan mendapatkan daftaran yang lebih sedikit dibandingkan apabila penyusunannya menggunakan kata “akan”. Karena menurut saya “harus” adalah kebutuhan, sedangkan “akan” adalah keinginan.
Nah untuk yang terakhir jangan lupa bahwa dari sebagian harta anda adalah merupakan hak orang lain yang kurang mampu, sehingga tunaikanlah zakat/ infaq/shodaqoh atas penghasilan anda agar hidup anda tidak hanya bermanfaat bagi anda dan keluarga, akan tetapi juga bisa bermanfaat bagi orang lain. ^_^
Ilustrasi sederhana
Penghasilan
Gaji Tetap 1 bulan = Rp. 2.100.000
Pengeluaran:
Utang (30 % x Rp. 2.100.000) = Rp. 630.000
Tabungan (10 % x Rp. 2.100.000) = Rp. 210.000
Premi Asuransi (10 % x Rp. 210.000) = Rp. 210.000
Biaya Hidup + ZIS ( 47,5 % + 2,5 % x Rp. 2.100.000) = Rp. 1.050.000
Jadi Total Pengeluaran sesuai dengan penghasilan sejumlah Rp. 2.100.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.